Menyadari mengapa kita ada disini dan apa yang harus kita lakukan disini
Effect Salju
Bintang (cursor)
Paijo Speed (Cursor)
Seiring Kekuatan Besar Datang Tanggung Jawab Besar
22 Oktober 2014
PENGAGUM RAHASIAMU Part 2
Sejak pertama kali bertemu dengannya, dia telah
berhasil mencuri hati dan pikiranku. Diam diam aku mulai tertarik untuk
memperhatikannya. Semakin lama aku semakin merasa bahwa debar jantung ini
selalu berdetak lebih cepat saat aku berada dekat dengannya, aku mulai
bertanya-tanya "Apakah aku telah jatuh cinta?". Semakin hari aku
semakin tenggelam dalam perasaan suka, tanpa lelah aku selalu memimpikannya,
mengharapkannya benar-benar hadir disini, disampingku saat ini. Aku tersenyum
setiap kali membayangkan semua tentang dirinya, terkadang aku tertawa, bahkan
terkadang aku merenung. Aku tertawa, menertawakan kebodohanku menyukai orang seperti
dia dan aku merenung, merenungi perasaan bodoh yang tak pernah tersampaikan
ini.
Semakin hari, bayangannya semakin
lekat dalam ingatanku, senyumnya, tawanya, dan wajahnya yang selalu menghantui
pikiranku, bahkan disaat aku tertidur dan terlelap. Meski suatu hari nanti aku
harus siap dengan kenyataan bahwa bukan aku yang akan berada disampingnya.
Aku memang pria pengecut, aku
sadar akan hal itu. Aku terlalu takut untuk mengakui perasaanku sendiri, bahkan
aku terus diam menyembunyikan perasaan ini cukup lama, dan bahkan sangat lama.
Andai saja aku memiliki cukup
banyak keberanian, mungkin saat ini cinta telah membuatku sangat bahagia
bersamanya. Setidaknya itulah yang akan terjadi jika aku berani untuk
mengutarakan apa yang aku rasakan selama ini. Yang ku tahu, aku mencintainya.
Dan membiarkan diriku sendiri terjebak dalam situasi yang rumit, dimana aku tak
bisa memilikinya dan memendam rasa untuk diriku sendiri.
Melihatnya dari kejauhan,
mengamati setiap hal kecil yang dilakukannya, dan memotret setiap tingkah
lakunya. Mungkin hanya itu yang bisa kulakukan untuk mengagumi sosok indah yang
telah Tuhan ciptakan itu. Aku suka setiap hal kecil yang dilakukannya, saat dia
tertawa bersama teman-temannya, melakukan hal-hal yang lucu, mungkin terkadang terlihat
kekanak-kanakan namun semua itu justru membuatku semakin menyukainya. Walau
mungkin kita tidak memiliki cukup banyak waktu untuk melewati hari bersama,
namun aku menghargai setiap detik saat aku bisa bertemu dengannya, walau hanya
sekedar senyuman simpul yang tak berarti apa-apa, bahkan teguran kecil saat dia
memanggil namaku, semua itu terdengar sangat hangat ditelingaku dan membuat
perasaan damai mengelilingiku.
Aku menyukai semua yang ada pada
dirinya. Senyumnya, suaranya, tingkah lakunya, caranya berjalan, rambutnya,
mata indahnya, gurauannya dan semua hal itu seperti menghipnotis hati dan
pikiranku untuk selalu setia menyukainya, walaupun dia tak pernah tahu akan hal
itu.
Namun ada satu hal yang selalu
membuat hatiku seperti teriris pisau yang baru saja diasah. Setiap kali aku
melihat status facebooknya, dia hampir selalu menceritakan tentang kesedihannya,
yang hingga membuat hatiku tidak tega membacanya.
Aku kembali tersadarkan oleh
perasaan bodohku ini, tentu saja semua itu adalah haknya untuk menyukai orang
lain, sama seperti aku yang selalu menyukainya dalam diam. Karena cinta tak
dapat dipaksakan, dan tidak ada seorangpun yang ingin menjalani cinta karena
terpaksa. Semua itu perlahan mengembalikan pikiranku bahwa aku hanya seorang
pengagum yang hanya bisa mencintainya dalam diam tanpa dia harus tahu akan hal
itu.
Dalam khayalku, aku selalu
berharap agar semua itu menjadi nyata, tapi mungkin ini bukanlah saat yang
tepat untuk mewujudkannya. Disatu sisi aku memiliki keinginan untuk bisa menyampaikan
perasaan bodoh yang sudah lama tersimpan ini, namun status katakutanku sebagai
seorang pengecut selalu saja menjadi halangan untukku mengutarakannya. Aku
selalu diam, namun hatiku terus bergejolak memintaku untuk melepaskan semua
rasa yang tak karuan ini, meminta kebebasan dan perasaan lega yang sudah lama
tak kurasakan. Bahkan bagiku sendiri, aku belum mampu untuk bisa mengendalikan
semuanya. Ya, inilah aku. Saat ini aku benar-benar terjebak dalam situasi yang
rumit. Setiap kali aku meminta saran pada salah seorang sahabatnya, aku hanya
bisa terdiam dan kembali berpikir saat semuanya mengunci kembali keberanianku
dengan sebuah cerita yang pernah aku alami sebelumnya dengan yang dulu yang
sangat mengecilkan hatiku. Situasi ini membuat aku kembali pada statusku
sebagai “Pengagum Rahasia” dimana aku hanya bisa mengaguminya tanpa dia tau
akan hal itu. Aku kembali dengan aktifitas yang biasa aku lakukan saat
merindukan bayang-bayangnya, melihat kelayar ponsel dan memperhatikan beberapa
foto yang kuambil secara diam-diam dari akun sosial medianya, terkadang aku
mengintip kegiatannya melalui setiap status yang diupdate olehnya, terkadang
aku menyempatkan diriku untuk mengiriminya beberapa pesan singkat walau hanya
direspon seadanya. Tapi itu tidak pernah mebuat aku merasa kecewa, karena dia
memang tak mengetahui apa-apa tentang aku dan tentang perasaanku. Mungkin baginya
aku memang bukan siapa-siapa. Tapi bagiku dia adalah segalanya.
Mungkin satu-satunya hal yang
bisa kulakukan saat ini adalah menunggu. Menunggu kapan dia akan menyadari
perasaanku, menunggu kapan dia akan melihat kearahku dan berbalik memperhatikan
aku, dan menunggu saat dimana kita bisa bersatu. Aku tak tau akan berapa lama
waktu yang kubutuhkan untuk semua itu, namun aku percaya satu hal, jika Tuhan
memang menciptakan dirimu untukku, Dia akan menyatukan kita dengan caranya.
Atau mungkin Tuhan telah memiliki rencana lain dengan menciptakan seseorang
yang akan menjadi masa depan untukku, namun jika itu benar, aku tak akan pernah
menyesal pernah menjadi Pengagum Rahasiamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar