Materi Mata Kuliah Akuntansi Biaya
KLASIFIKASI BIAYA
Oleh :
Nama : Pujiyatno
NIM : B.133.13.0040
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SEMARANG
2013
1.
DEFINISI
AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi biaya adalah
proses pengidentifikasian, pencatatan, penghitungan, peringkasan,
pengevaluasian dan pelaporan biaya pokok suatu produk baik barang maupun jasa
dengan metode dan system tertentu sehingga pihak manajemen perusahaan dapat
mengambil keputusan bisnis secara efektif dan efisien (Mulyadi, 1993).
Menurut Mulyadi (1993),
terdapat perbedaan antara Akuntansi Biaya, Akuntansi Keuangan & Akuntansi
Manajemen:
- Akuntansi Biaya: berguna untuk menghitung biaya suatu produk yang mengandung unsur bahan baku, upah langsung dan overhead pabrik (biaya fabrikase), serta memusatkan pada akumulasi biaya, penilaian persediaan dan perhitungan serta penetapan harga pokok suatu produk, hanya menekankan pada sisi biaya.
- Akuntansi Keuangan: mengarah pada proses penyusunan laporan keuangan yang akan diberikan pada pemilik perusahaan
- Akuntansi Manajemen: menekankan pada penggunaan data akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis, menekankan pada aspek pengendalian manajemen atas biaya
- Tujuan Akuntansi Biaya:
- Penentuan Harga Pokok Produksi : mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya pembuatan produk
- Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen : biaya sebagai ukuran efisiensi
- Alat Perencanaan : perencanaan bisnis pasti berkaitan dengan penghasilan dan biaya, Perencanaan biaya akan memudahkan dalam pengendalian biaya
- Pengendalian biaya : membandingkan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk dengan biaya yang sesungguhnya terjadi
- Memperkenalkan berbagai metode : berbagai macam metode dalam Akuntansi biaya dapat dipilih sesuai dengan kepentingan yang diperlukan dengan hasil yang paling efektif dan efisien
- Pengambilan keputusan khusus : sebagai alat manajemen dalam mengawasi dan merekam transaksi biaya secara sistematis dan menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
- Menghitung Laba perusahaan pada periode tertentu : untuk mengetahui laba maka diperlukan biaya yang dikeluarkan, biaya merupakan salah satu komponen dalam laba
- Menghitung dan menganalisis terjadinya ketidakefektifan dan ketidakefisienan : membahas batas maksimum yang harus diperhatikan dalam menetapkan biaya suatu produk, menganalisis dan menentukan solusi terbaik jika ada perbedaan antara batas maksimum tersebut dengan yang sesungguhnya terjadi.
B. Fungsi Akuntansi
Biaya:
1. Melakukan perhitungan
dan pelaporan biaya (harga) pokok suatu produk.
2. Memperinci biaya (harga)
pokok produk pada segenap unsurnya.
3. Memberikan informasi
dasar untuk membuat perencanaan biaya dan beban.
4. Memberikan data bagi
proses penyusunan anggaran.
5. Memberikan informasi
biaya bagi manajemen guna dipakai di dalam pengendalian
manajemen.
- Organisasi Perusahaan
- Struktur organisasi dibentuk untuk menentukan posisi, wewenang, kewajiban, tanggung jawab serta hubungan antar manajer di perusahaan.
- Organisasi seperti ini sangat berkaitan dengan akuntansi biaya karena digunakan untuk menyusun sistem biaya sesuai dengan tanggung jawab individual dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Konsep dan
Klasifikasi Biaya
Biaya adalah merupakan
obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya.
Berikut adalah beberapa
definisi tentang biaya dari berbagai sumber: Menurut Supriyono (2000), Biaya
adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
- Menurut Henry Simamora
(2002), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang
bagi organisasi.
- Menurut Mulyadi (2001), Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang, yang
telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
- Menurut Masiyah Kholmi (dalam Simamora,
2002), Biaya adalah pengorbanan sumber
daya atau nilai ekuivalen
kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan dating bagi perusahaan. Biaya
merupakan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa (Sutrisno, 2000).
Dalam arti luas Biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam
definisi biaya tersebut di atas :
1. Biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan
uang,
3. Yang telah terjadi atau
yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut
untuk tujuan tertentu.
Dalam arti sempit biaya
dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. Biaya
adalah :
- Penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
- Manfaat yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa.
Beban: Biaya yang telah
memberikan suatu manfaat dan sekarang telah berakhir (expired).
Contoh :
Perusahaan percetakan
mencetak buku berjudul ”Akuntansi Biaya”. Untuk itu perusahaan memakai 1.000
rim kertas HVS 80 gram dengan harga Rp. 2.000 per rim, sehingga total harga
kertas yang dipakai untuk mencetak buku tersebut Rp. 2.000.000. Dari contoh 1
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa biaya untuk membuat buku berjudul
”Akuntansi Biaya” berjumlah Rp. 2.000.000 karena :
- Kertas 1.000 rim yang dipakai dalam percetakan buku tersebut merupakan pengorbanan sumber ekonomi. Kertas tersebut merupakan benda atau sumber ekonomi, karena memiliki unsur langka. Untuk mendapatkan kertas tersebut perusahaan membutuhkan pengorbanan uang.
- Pengorbanan tersebut tersebut diukur dalam satuan uang. Jumlah kertas yang dikorbankan untuk membuat buku tersebut adalah 1.000 rim. Karena harganya per rim Rp. 2.000, maka biaya pembuatan buku tersebut adalah Rp2.000 x 1.000 = Rp.2.000.000. Yang merupakan biaya bukanlah 1.000 rim, melainkan Rp.2.000.000. Agar pengorbanan sumber ekonomi untuk tujuan tertentu dapat digabungkan/dijumlah maka ukuran yang dipakai untuk menilai pengorbanan tersebut harus sama. Satu-satunya ukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan ukuran pertgorbanan sumber ekonomi adalah satuan uang.
- Pengorbanan sumber ekonomi tersebut telah terjadi.
- Pengorbanan sumber ekonomi tersebut adalah bertujuan, yaitu untuk mencetak buku ”Akuntansi Biaya”. (Mulyadi, 1993)
A. Karakteristik Biaya:
1. Uang: Biaya aktiva harus
dinyatakan dengan uang.
2. Hak pemakaian:
Perusahaan akan mempunyai hak untuk mengggunakan aktiva atau mendapatkan
berbagai manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
3. Nilai: Biaya suatu
aktiva mencerminkan nilai ekonomis yang nantinya tersebut akan digunakan oleh
perusahaan.
4. Kondisi dan pembatasan:
hak atas pemakaian bersifat tak bersyarat dan jika aktiva tersebut milik
perusahaan melalui pembelian maka hak perusahaan akan aktiva menjadi tidak
dapat dibatasi.
5. Unsur Waktu: Jika aktiva
memberikan waktu pemakaian yang lama maka akan mencerminkan biaya yang berbeda.
6. Berwujud dan tak
berwujud: karena aktiva merupakan hak yang memiliki umur ekonomis.
7. Nilai Guna: kegunaan
merupkan esensi dari biaya aktiva, tanpa nilai guna perusahaan tidak akan
melakukan pengadaan (perolehan) aktiva.
B. Klasifikasi Biaya:
I. Biaya berdasarkan
Unsur Produk.
1. Bahan-bahan: bahan utama
yang dipakai di dalam produksi yang kemudian diproses menjadi produk jadi
melalui penambahan upah langsung dan FOH.
a. Bahan Langsung: semua
bahan yang dapat dikenal sampai menjadi produk jadi, dapat dengan mudah
ditelusuri dan merupakan bahan utama produk jadi.
b. Bahan tidak langsung:
semua bahan yang dimasukkan ke dalam proses produksi yang tidak dapat dengan
mudah ditelusuri seperti bahan langsung.
2. Tenaga Kerja/Buruh:
usaha fisik atau usaha mental yang dikeluarkan di dalam produksi suatu produk.
a. TK. Langsung: semua TK yang secara langsung terlibat
dengan produksi produk jadi dan dapat juga ditelusuri dengan mudah, merupakan
biaya TK langsung utama dalam menghasilkan suatu produk.
b. TK. Tidak langsung: semua TK yang secara terlibat
salam proses produksi produk jadi, tetapi bukan TK langsung.
3. Overhead Pabrik (FOH):
semua biaya yang terjadi di pabrik selain bahan langsung (BB) dan upah TK
langsung, merupakan kumpulan dari berbagai rekening yang terjadi di dalam
eksploitasi pabrik.
II.
Biaya Hubungannya Dengan Produksi
1. Biaya Prima (Prime
Cost): biaya bahan baku langsung dan biaya TK langsung di mana biaya
tersebut berhubungan langsung dengan produksi
2. Biaya Konversi (Convertion
Cost): biaya yang berhubungan dengan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi sehingga CC terdiri dari biaya TK langsung dan FOH
III. Biaya Hubungannya
Dengan Volume
1. Biaya Variabel (Variable
Cost): biaya yang secara total cenderung berubah-ubah secara proporsional
sesuai dengan perubahan volume produksi sedangkan per unitnya cenderung tetap
konstan.
2. Biaya Tetap (Fixed
Cost): biaya yang dalam unit berubah-ubah dan dalam total selalu konstan,
meskipun dalam batas interval tertentu
3. Biaya Semi variabel (Semi
variable Cost): biaya yang mengandung dua unsure biaya yaitu biaya tetap
dan biaya variabel (FC & VC)
4. Biaya Penutupan (Shutdown
Cost): biaya tetap yang akan dibebankan ketika perusahaan tidak melakukan
aktivitas produksi
IV. Biaya Pembebanannya
terhadap Departemen
1. Departemen Produksi:
Suatu departemen yang secara langsung memberi kontribusi untuk memproduksi
suatu item dan memasukkan departemen dimana proses konversi atau proses
produksi berlangsung
2. Departemen Jasa: suatu
departemen yang berhubungan dengan proses prosuksi secara tidak langsung dan
berfungsi memberikan jasa (layanan) untuk departemen lain.
V. Biaya Daerah Fungsional
1. Biaya Manufaktur: Biaya
ini berhubungan dengan produksi suatu barang, merupakan jumlah dari biaya BB,
TK langsung dan FOH
2. Biaya Pemasaran: biaya
yang dibebankan di dalam penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barang
dari gudang sampai ke tangan pembeli.
3. Biaya Administrasi:
biaya yang dibebankan untuk mengarahkan, mengawasi dan mengoperasikan suatu
perusahaan dan memasukkan gaji yang dibayar untuk manajemen serta staff
pembukuan.
VI. Periode
Pembebanannya terhadap Pendapatan
1. Biaya Produk: Biaya yang
secara langsung dapat diidentifikasikan sampai ke produk jadi, meliputi biaya
bahan langsung, TK langsung dan FOH.
2. Biaya Periodik: Biaya
yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk dan karenanya tidak
dimasukkan dalam unsur persediaan.
Revenue expenditure: jika
manfaat biaya hanya satu periode.
Capital expenditure: jika
manfaat biaya lebih dari satu periode.
VII. Biaya Hubungannya
dengan Pengawasan Manajemen
1. Biaya Rekayasa: taksiran
unsur biaya yang dibebankan dengan jumlahnya yang paling tepat dan wajar.
2. Biaya
Kebijakan/discretionary Cost: semua unsur biaya yang jumlahnya bervariasi
sesuai dengan kebijakan manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Biaya Komite/Sunck Cost:
biaya yang merupakan konsekuensi komitmen yang sebelumnya telah dibuat dan yang
tidak dapat dihindarkan.
4. CARA PENGGOLONGAN
BIAYA
Dalam akuntansi biaya,
biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini
ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut,
karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep: ”different costs for different
purposes” (Mulyadi, 1993).
Menurut Mulyadi (1993) dan
Harnanto dan Zulkifli (2003), biaya dapat digolongkan menurut :
1. Obyek pengeluaran.
2. Fungsi pokok dalam
perusahaan.
3. Hubungan biaya dengan
sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5. Jangka waktu manfaatnya.
6. Hubungannya dengan
Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
A. Penggolongan Biaya
Menurut Obyek pengeluaran
Dalam cara penggolongan
ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama
obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan
bahan bakar disebut ”biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar
obyek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang,
biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya
asuransi, biaya bunga, biaya zat warna (Mulyadi, 1993).
B. Penggolongan Biaya
Menurut Fungsi Produksi Pokok Dalam Perusahaan
Menurut Mulyadi (1993),
dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
1. Biaya Produksi.
Merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagianbagian, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut
obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi:
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory
overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut
pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah
biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk
mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
a. Biaya Bahan Baku,
adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi bagian pokok dari produksi
selesai. Contoh, perusahaan mebel membuat meja dan kursi bahan bakunya adalah
kayu, maka pengeluaran uang untuk membeli kayu tersebut akan menjadi biaya
bahan baku.
b. Biaya tenaga kerja
langsung, merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang langsung menangani proses
produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya tukang kayu.
c. Biaya Overhead
Pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan
bagian produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
seperti biaya bahan penolong, gaji mandor, biaya tenaga kerja tidak langsung
lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan air, biaya
pemeliharaan dan suku cadang, dan lainlain biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).
2. Biaya pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya
iklan, biaya promosi , biaya angkutan dari gedung perusahaan ke gudang pembeli,
gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh
(sample).
Menurut Hansen & Mowen
(2001), Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan
produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga jual, biaya iklan,
biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. Menurut Henry Simamora (2002),
Biaya pemasaran atau penjualan (Marketing Cost) meliputi semua biaya yang
dikeluarkan untuk mendapat pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa
ke tangan pelanggan. Penggolongan Biaya Pemasaran
Mulyadi (2005)
menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu:
(1).Order Getting Cost (Biaya
untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha
untuk memperoleh pesanan. Contohnya; biaya gaji dan wiraniaga, komisi
penjualan, advertensi dan promosi.
(2). Order Filling Cost (Biaya
untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka
mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya; biaya
pergudangan, biaya pengangkutan dan biaya penagihan.
3. Biaya administrasi
dan umum
Merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah
biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan
Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy. Jumlah biaya pemasaran
dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut dengan istilah biaya
komersial (commercial expenses).
C. Penggolongan Biaya
Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai.
Mulyadi (1993) menyatakan
bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan :
1. Biaya langsung (direct
cost)
Biaya langsung adalah biaya
yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka
biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan
mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung
departemen (direct department costs) adalah semua biaya yang terjadi di
dalam departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja
dalam Departemen Pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi
Departemen Pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam
departemen tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.
2. Biaya tidak langsung (indirect
cost)
Biaya tidak langsung. Biaya
tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory
overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk
tertentu. Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A, B, dan C merupakan
biaya tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor tersebut
terjadi bukan hanya karena perusahan memproduksi salah satu produk tersebut,
melainkan karena memproduksi ketiga jenis produk tersebut. Jika perusahaan
hanya menghasilkan satu macam produk (misalnya perusahaan semen, pupuk urea,
gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan
produk. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut
dengan istilah biaya overhead pabrik (factory overhead costs) Dalam
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi
di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga
Listrik. Biaya ini dinikmati oelh departemen-departemen lain dalam perusahaan,
baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen yang
mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang
diterima dari alokasi biaya Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan
biaya tidak langsung departemen. D. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya
dalam Hubungannya dengan
Perubahan Volume Kegiatan.
Menurut Mulyadi (1993),
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan
menjadi :
1. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya
yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh
biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Contoh :
biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Misalnya untuk membuat satu unit meja dibutuhkan biaya
bahan baku Rp. 25.000,-, maka bila membuat 10 unit meja dibutuhkan biaya bahan
baku 10 x Rp. 25.000,- = Rp. 250.000,-. Bila membuat 200 unit meja biaya bahan
bakunya sebesar 200 x Rp. 25.000,-= Rp.5.000.000,-. Dengan demikian ciri biaya
variabel adalah secara total jumlahnya berubah, dan secara per unit tetap.
2. Biaya semivariable
Biaya semivariable adalah
biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariable mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya ini
adalah gaji salesman yang dibayar secara tetap dan prosentase tertentu dari
jumlah hasil penjualan.
3.
Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah
biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. contoh biaya penelitian,
biaya pemeriksaan dan pengawasan produksi . Apabila kurva biaya tetap dan biaya
variabel dihubungkan, maka akan didapat biaya total, sehingga grafiknya sebagai
berikut:
E. Penggolongan Biaya
Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu
manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua : pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan. Pengeluaran modal (Capital expenditure). Pengeluaran modal
adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya
periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi
atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian
aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi
besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.
Karena pengeluaran untuk keperluan tersebut biasanya melibatkan jumlah yang
besar dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat
pengeluaran tersebut dilakukan, pengorbanan tersebut diperlakukan sebagai
pengeluaran modal dan dicatat sebagai harga pokok aktiva (misalnya sebagai
harga pokok aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan). Periode akuntansi yang
menikmati manfaat pengeluaran modal tersebut dibebani sebagian pengeluaran
modal tersebut berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau biaya deplesi.
Pengeluaran pendapatan (revenue
expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat
terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.
Contoh pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan
biaya tenaga kerja (Mulyadi, 1993).
F. Hubungannya dengan
Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.
Harnanto dan Zulkifli
(2003) menyatakan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan
biaya dianggarkan.
Biaya standar, merupakan
biaya yangditentukan di muka (predetermine cost) yangmerupakan jumlah biaya
yang seharusnyadikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.
Biaya yang dianggarkan,
merupakan perkiraantotal pada tingkat produksi yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan
biaya tidak terkendali
Biaya terkendali (controllable
cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikanoleh manajer
tertentu.
Biaya tidak terkendali (uncontrollable
cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas
manajer tertentu.
c. Biaya tetap commited
dan discretionary
Biaya tetap commited, merupakan
biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak
ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
Biaya tetap discretionary,
merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
d. Biaya variabel teknis
dan biaya kebijakan
Biaya variabel teknis (engineered
variabel cost), adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau
distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya variabel kebijakan (discretionary
variabel cost), adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya
dipengaruhi kebijakan manajemen.
e. Biaya relevan dan
biaya tidak relevan
Biaya relevan (relevan
cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung
dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.
Biaya tidak relevan (irrelevant
costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen.
f. Biaya terhindarkan
dan biaya tidak terhindarkan
Biaya terhindarkan (avoidable
costs), adalahbiaya yang dapat dihindari dengan diambilnyasuatu alternative
keputusan.
Biaya tidak terhindarkan (unavoidable
costs), adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
g. Biaya diferensial dan
biaya marjinal
Biaya deferensial (differensial
cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan
sejumlah unit tertentu.
Biaya marjinal (marjinal
costs), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal
jika ingin memaksimalkan laba.
h. Biaya kesempatan (opportunity
costs),
Merupakan pendapatan atau
penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif
tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar