Effect Salju

Bintang (cursor)

Paijo Speed (Cursor)

Seiring Kekuatan Besar Datang Tanggung Jawab Besar

Seiring Kekuatan Besar Datang Tanggung Jawab Besar

15 Agustus 2013

Cemburu Part 1

Cemburu Menurut Islam

Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu
kepada istrinya. Nabi bersabda: “Tiga golongan yang
tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat
mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada
kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan
dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak
cemburu terhadap istrinya.
Suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya
agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya. Cemburu ini
merupakan fitrah manusia dan termasuk akhlaq mulia.
Cemburu ini dapat menjaga dan melindungi harga diri
dan keluarga dari tindakan melanggar syariat. Kerusakan
akhlaq dan moral atas nama modernitas telah mengikis
rasa cemburu ini. Suami tidak lagi sensitif dengan
penampilan istri yang mencolok, busana yang tidak
menutup aurat, istrinya digoda orang lain, istrinya
berkhalwat dengan pria lain Akibatnya pintu
perselingkuhan terbuka lebar hingga berujung pada
kehancuran rumah tangga.
Sa’ad bin Ubadah ra berkata: “Seandainya aku
melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku
akan menebas pria itu dengan pedang." Nabi saw
bersabda: “Apakah kalian merasa heran dengan
cemburunya Sa`ad? Sungguh aku lebih cemburu
daripada Sa`ad dan Allah lebih cemburu
daripadaku” (HR Bukhari Muslim).
"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman
cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang
Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan
atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)
.
Kisah Cemburu Istri-Istri Nabi
Nabi sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu
istri dan tidak menghukumnya selama dalam batas
kewajaran. Aisyah berkata:“Aku tidak pernah cemburu
kepada seorang pun dari istri Rasulullah seperti
cemburuku kepada Khadijah, karena Rasulullah banyak
menyebut dan menyanjungnya” (HR Bukhari Muslim).
Aisyah berkata: “Seakan-akan di dunia ini tidak ada
wanita kecuali Khadijah?”. Nabi menjawab, “Dia
beriman kepadaku ketika semua manusia
mengkufuriku, dia membenarkan aku ketika semua
manusia mendustakanku, dia mendukungku dengan
hartanya ketika manusia menahannya dariku, dan
Allah memberi rezeki kepadaku berupa anak darinya
ketika aku tidak mendapatkan anak dari istri-istriku
yang lain” (HR Ahmad).
Aisyah berkata dengan amarah akibat
cemburu: “Allah telah menggantikan
untukmu wanita yang lebih baik darinya”.
Rasulullah hanya menjawab, “Allah tidak
pernah menggantikan untukku wanita
yang lebih baik darinya”.
Ketika Nabi berada di rumah seorang istrinya, istri
beliau yang lain mengirimkan sepiring makanan
untuknya. Istrinyatersebut segera memukul tangan
pelayan yang membawa piring makanan hingga
terjatuh. Nabi pun mengumpulkan pecahan piring
dan makanan yang berserakan seraya berkata, “Ibu
kalian sedang cemburu”. Beliau lalu mengganti
dengan piring yang masih utuh milik istri yang
memecahkannya, sementara piring yang pecah
disimpan. (HR Al Bukhari).
Bila cemburu itu mendorong perbuatan yang diharamkan
seperti mengghibah, maka Rasulullah tidak
membiarkannya. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah,
cukup bagimu Shafiyyah, dia itu begini dan begitu
(pendek)”. Rasulullah berkata: “Sungguh engkau telah
mengucapkan satu kata, yang seandainya dicampur
dengan air laut, niscaya akan dapat mencemarinya” (HR
Abu Dawud).
Ketika mendapatkan Shafiyyah menangis Nabi bertanya,
“Apa yang membuatmu menangis?." Shafiyyah
menjawab, “Hafshah mencelaku dengan mengatakan aku
putri Yahudi”. Nabi berkata menghiburnya,
“Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi,
pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau adalah istri
seorang nabi. Lalu bagaimana dia membanggakan
dirinya terhadapmu?”. Kemudian beliau menasihati,
“Bertakwalah kepada Allah, wahai Hafshah” (HR An
Nasa’i).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar