Effect Salju

Bintang (cursor)

Paijo Speed (Cursor)

Seiring Kekuatan Besar Datang Tanggung Jawab Besar

Seiring Kekuatan Besar Datang Tanggung Jawab Besar

15 Agustus 2013

Cemburu Part 2

Bahayanya Cemburu Buta (Berlebihan)

Rasulullah bersabda: “Rasa cemburu ada yang
disukai Allah dan ada pula yang tidak disukai-Nya.
Kecemburuan yang disukai Allah adalah yang
disertai alasan yang benar. Sedangkan yang dibenci
ialah yang tidak disertai alasan yang benar
(cemburu buta).” (HR. Abu Daud).
Menurut Mu’awiyah terdapat tiga macam kemuliaan,
yaitu sifat pemaaf, mampu menahan lapar dan tidak
berlebihan dalam memiliki rasa cemburu buta, karena
berlebihan itu merupakan hal melampaui batas dan
merupakan suatu kezhaliman terhadap pasangannya.
Ciri cemburu buta: memonitor pasangan setiap waktu
(kemana, dengan siapa, sedang apa), tidak mau
mengakui kesalahan, tidak tenang, ingin selalu diajak ke
mana pun dan kapan pun, kasar (sering marah,
berteriak, memukul, merusak barang).
Cemburu buta itu merugikan, menyiksa jiwa, merusak
kehidupan rumah tangga, mendorong pelanggaran
syariat, seperti banyak mengeluh, mencela,
berprasangka buruk sehingga menuduh orang yang tidak
bersalah, curiga terhadap sesuatu yang belum jelas dan
pasti, rasa was-was yang berasal dari setan (QS. An-
Naas:3-6), pembunuhan, bahkan kekafiran karena
membenci ketentuan hukum yang Allah syariatkan. Allah
swt berfirman, “Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka benci kepada ketentuan (syariat)
yang diturunkan Allah sehingga Allah membinasakan
amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 9).
Tips Mengatasi Cemburu Buta
Penyebab timbulnya cemburu buta adalah: lemahnya
iman dan lalai dari mengingat Allah swt, godaan
provokasi setan, hati yang berpenyakit, hanya fokus
pada kekurangan pasangan, rasa minder dan kurang
percaya diri, kurang menjaga syariat yang berkaitan
dengan pergaulan pria dan wanita. Bisa juga
pengalaman masa lalu yang kurang perhatian dari orang
terdekatnya, atau terlalu dimanja. Akibatnya, setelah
menikah ingin mendapatkan perhatian yang berlebihan
dari pasangannya.
Cara mengatasi cemburuan buta: bertakwa kepada Allah
swt, tenangkan hati dengan zikrulloh, bersihkan jiwa
dari cemburu buta, jauhi perilaku menyakiti hati
pasangan, mengumpulkan pahala yang besar dalam
bersabar mengendalikan cemburu, menjauhi pergaulan
yang buruk, berprasangka baik (positif thinking), hitung
semua kebaikan pasangan, bersikap qana’ah (menerima
segala ketentuan Allah swt dengan lapang dada), selalu
mengingat kematian dan hari akhirat, berdoa mohon
pertolongan Allah swt, sibukkan diri dengan amal
sholeh, bangun kepercayaan dan keterbukaan terhadap
pasangan, telfon monitoring yang berkali-kali jawablah
sekali saja dengan tegas dan lugas lalu matikan, saling
memberikan pujian pada pasangan. Wallahu a’lam.

Cemburu Part 1

Cemburu Menurut Islam

Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu
kepada istrinya. Nabi bersabda: “Tiga golongan yang
tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat
mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada
kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan
dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak
cemburu terhadap istrinya.
Suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya
agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya. Cemburu ini
merupakan fitrah manusia dan termasuk akhlaq mulia.
Cemburu ini dapat menjaga dan melindungi harga diri
dan keluarga dari tindakan melanggar syariat. Kerusakan
akhlaq dan moral atas nama modernitas telah mengikis
rasa cemburu ini. Suami tidak lagi sensitif dengan
penampilan istri yang mencolok, busana yang tidak
menutup aurat, istrinya digoda orang lain, istrinya
berkhalwat dengan pria lain Akibatnya pintu
perselingkuhan terbuka lebar hingga berujung pada
kehancuran rumah tangga.
Sa’ad bin Ubadah ra berkata: “Seandainya aku
melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku
akan menebas pria itu dengan pedang." Nabi saw
bersabda: “Apakah kalian merasa heran dengan
cemburunya Sa`ad? Sungguh aku lebih cemburu
daripada Sa`ad dan Allah lebih cemburu
daripadaku” (HR Bukhari Muslim).
"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman
cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang
Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan
atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)
.
Kisah Cemburu Istri-Istri Nabi
Nabi sebagai seorang suami memaklumi rasa cemburu
istri dan tidak menghukumnya selama dalam batas
kewajaran. Aisyah berkata:“Aku tidak pernah cemburu
kepada seorang pun dari istri Rasulullah seperti
cemburuku kepada Khadijah, karena Rasulullah banyak
menyebut dan menyanjungnya” (HR Bukhari Muslim).
Aisyah berkata: “Seakan-akan di dunia ini tidak ada
wanita kecuali Khadijah?”. Nabi menjawab, “Dia
beriman kepadaku ketika semua manusia
mengkufuriku, dia membenarkan aku ketika semua
manusia mendustakanku, dia mendukungku dengan
hartanya ketika manusia menahannya dariku, dan
Allah memberi rezeki kepadaku berupa anak darinya
ketika aku tidak mendapatkan anak dari istri-istriku
yang lain” (HR Ahmad).
Aisyah berkata dengan amarah akibat
cemburu: “Allah telah menggantikan
untukmu wanita yang lebih baik darinya”.
Rasulullah hanya menjawab, “Allah tidak
pernah menggantikan untukku wanita
yang lebih baik darinya”.
Ketika Nabi berada di rumah seorang istrinya, istri
beliau yang lain mengirimkan sepiring makanan
untuknya. Istrinyatersebut segera memukul tangan
pelayan yang membawa piring makanan hingga
terjatuh. Nabi pun mengumpulkan pecahan piring
dan makanan yang berserakan seraya berkata, “Ibu
kalian sedang cemburu”. Beliau lalu mengganti
dengan piring yang masih utuh milik istri yang
memecahkannya, sementara piring yang pecah
disimpan. (HR Al Bukhari).
Bila cemburu itu mendorong perbuatan yang diharamkan
seperti mengghibah, maka Rasulullah tidak
membiarkannya. Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah,
cukup bagimu Shafiyyah, dia itu begini dan begitu
(pendek)”. Rasulullah berkata: “Sungguh engkau telah
mengucapkan satu kata, yang seandainya dicampur
dengan air laut, niscaya akan dapat mencemarinya” (HR
Abu Dawud).
Ketika mendapatkan Shafiyyah menangis Nabi bertanya,
“Apa yang membuatmu menangis?." Shafiyyah
menjawab, “Hafshah mencelaku dengan mengatakan aku
putri Yahudi”. Nabi berkata menghiburnya,
“Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi,
pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau adalah istri
seorang nabi. Lalu bagaimana dia membanggakan
dirinya terhadapmu?”. Kemudian beliau menasihati,
“Bertakwalah kepada Allah, wahai Hafshah” (HR An
Nasa’i).

12 Agustus 2013

Aku Siapa?

Beberapa hari yang lalu kita mulai dengan suatu hubungan yang jelas.
Karna sebelumnya pula aku merasakan perasaan yang hebat yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.
Awalnya nya ku pikir semua akan baik-baik saja, tak ada masalah tak ada konflik dan tak ada yang mencoba mengusik. Tapi tak di sangka, hanya baru berjalan beberapa hari saja ada sesuatu yang membuat aku sedikit gelisah.
"Kalian tua tidak?"
Ohh... maaf salah ketik, maksudnya "Kalian tau tidak?".
Ternyata mantan dari pada wanita yang aku dambakan masih merasa menjadi miliknya, dan hal yang tidak aku sukai dari itu laki adalah sikapnya yang norak tak tau etika dan bener-bener bikin otak terus berpikir tuk masukin itu anak ke kamar ukuran 1m × 2m,
Dan satu lagi, kenapa juga gadis yang aku dambakan itu yang padahal bener-bener udah tidak lagi menjadi hak nya kenapa musti mau bertemu dengan itu laki, yang jelas-jelas sikapnya gak karuan gitu.
Dan kini aku hanya bisa bertanya dan bertanya dalam hati kepada gadis itu,
"Apa yang kau lakukan dan apa yang kau rencanakan?"
Bukannya aku tak percaya akan semua nya kepada kamu, tapi mengapa pula kau temui dia?
Aku hanya ingin kau menjadi sosok wanita yang pemberani dan tegar dalam menghadapi masalah atau menyampaikan suatu kesimpulan, yang padahal aku ini lah pacar kamu.

Dan ternyata semuanya ini adalah bohong, kau lah sutradara dalam cerita ini.